Rabu, 11 Maret 2015

ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS



HAND OUT PERKULIAHAN
Mata Kuliah                   : Asuhan Kebidanan Komunitas
Jurusan/Prodi                 :  DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Semester                         : IV
Dosen                             : Serilaila, SKM, MPH

POKOK BAHASAN:
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
TUJUAN PEMBELAJARAN:
I.       Tujuan Umum:
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
II.       Tujuan Khusus:
Di akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu:
1.      Menjelaskan pengertian asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
2.      Menerangkan tentang tujuan asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
3.      Menjelaskan Standar asuhan  kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
4.      Menjelaskan Standar alat asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas
5.      Menjelaskan Manajemen ibu antenatal asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam konteks komunitas

MATERI ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
A.    PENDAHULUAN
Banyak masalah yang terjadi pada ibu hamil yang sering tidak diketahui, dikarenakan para ibu hamil kurang menyadari banyaknya hal yang harus ibu ketahui tentang kehamilannya. Jarangnya melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau ke bidan praktik swasta menyebabkan terlambatnya mengetahui gejala patologis tentang kehamilan itu sendiri.
Identifikasi ibu hamil adalah suatu cara pencegahan terjadinya patologis kehamilan, oleh karena itu disarankan kepada ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya paling sedikit 4 kali pemeriksaan antental selama kehamilannya. Telah disadari bahwa pertolongan pertama/penangan atau kegawatdaruratan obstetri noenatal merupakan komponen penting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan   disetiap tingkat pelayanan. bila hal tersebut dapat diwujudkan, maka angka kematian ibu dapat diturunkan berdasarkan itu standar pelayanan kebidanan ini mencakup standar untuk penanganan keadaan tersebut, disamping standar untuk pelayanan kebidanan dasar.
Pemberian asuhan kehamilan tidak hanya dilakukan di klinik saja, tetapi dapat dimulai dari sub sistem masyarakat (keluarga). Semua ibu hamil berpotensi mempunyai resiko terjadinya bahaya/komplikasi dalam persalinan, dampak komplikasi persalinan antara lain : Death; Disease; Disability; Discomfort; Dissatisfaction.  Upaya pencegahannya antara lain dimulai dari pemberian  asuhan antenatal di komunitas. Hal ini perlu menjadi perhatian sehingga asuhan yang diberikan dapat mendeteksi dan mencegah komplikasi secara dini dan mencegah peningkatan angka kesakitan maupun kematian baik pada ibu maupun anak yang akan dilahirkan.

B.     PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .

C. TUJUAN ASUHAN ANTENATAL
1.      Tujuan Umum
    Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.

2.      Tujuan Khusus
1.    Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan    perkembangan bayi
2.      Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
3.      Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
4.      Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
5.      Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif


C.     STANDAR PELAYANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut meliputi :
Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
2.      Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3.      Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.

Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama kehamilan.
2.      Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3.      Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4.      Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5.      Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
2.      Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
3.      Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
2.      Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3.      Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR

Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.
2.      Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.
Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasil yang diharapkan adalah :
1.      Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman.
2.      Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
3.      Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.
4.      Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
      
STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T
1.      Timbang berat badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Pemberian imunisasi tetanus toxoid
5.      Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6.      Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS)
7.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
1.   Timbang Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, dan Tinggi Fundus Uteri
Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan mengukur berat badan, tekanan darah,dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.
Kunjungan dilakukan :
a.       Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
b.      28-36 minggu : 2 minggu sekali
c.       Diatas 36 minggu: satu minggu sekali
2.   Ukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya preeklamsi dan eklamsi
3.   Ukur tinggi fundus uteri
Untuk memantau perkembangan janin
4.   Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus
TT1 diberikan saat ANC pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4  minggu dari TT1
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum ( 3 tahun )
Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum dalam kurun waktu 3 tahun.
Dalam memberikan imunisasi TT, harus dikaji tentang status imunisasi TT ibu yaitu :
1.      Usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)
2.      Umur dibawah 20 tahun (lahir setelah 1987) Seorang WUS muda sebagian besar diperkirakan telah mendapat imunisasi lengkap pada waktu bayi dan sekolah, sehingga sudah memiliki status TT lengkap 5 dosis.
3.      Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)
Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada saat bayi, anak sekolah, calon pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi saat bayi maka abaikan pertanyaan imunisasi saat bayi.
4.      Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997)  pasti tidak mendapat imunisasi BIAS.
5.      Imunisasi Anak Sekolah
6.        Apakah lulus kelas 6 SD?
(bila ya, pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 3)
·         Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
·         Imunisasi calon pengantin
·         ·Apakah saat calon pengantin mendapat suntikan imunisasi di lengan?
·         (bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 4)
·         ·Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?
·         Imunisasi masa kehamilan
·         Apakah sudah pernah hamil sebelumnya?
·         (bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 5)
·         Pada kehamilan sebelumnya apakah mendapat imunisasi TT? Berapa kali?
·         (bila ya, ke pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 5)
·         Berapa jarak (interval) dari imunisasi TT yang didapat saat catin dengan imunisasi saat hamil?
·         Imunisasi kegiatan akselerasi MNTE
·         Apakah pernah mendapat suntikan imunisasi di lengan selain pada saat calon pengantin, dan masa kehamilan? Berapa kali? Kapan?

5.      Tablet Besi
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap tablet mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500µg. Pemberian dimulai dengan dosis satu tablet sehari pada saat ibu tidak merasa mual, dan pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.

6.      Tes terhadap PMS
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS. Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk mengetahui etiologi yang pasti tentang ada atau tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan. Upaya diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan terapi sesuai dengan gejala yang muncul, dan memberikan konseling untuk rujukan.
7.      Temu Wicara Dalam Rangka Proses Rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk memberikan konsuultasi atau melakukan kerja sama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan adalah :
a.       Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi.
b.      Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.
c.       Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan.
d.      Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.
e.       Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
f.       Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.
g.      Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana kelahiran.
h.      Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke tempat persalinan.


D.    STANDAR ALAT ANTENATAL
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.
Peralatan Tidak Steril
Peralatan Steril
Bahan Habis Pakai
Formulir yang Disediakan
Obat-Obatan
1.      Timbangan dewasa
2.      Pengukur tinggi badan
3.      Sphygmomanometer (tensimeter)
4.      Stetoskop
5.      Funduskup
6.      Termometer aksila
7.      Pengukur waktu
8.      Senter
9.      Refleks hammer
10.  Pita pengukur lingkar lengan atas
11.  Pengukur hb
12.  Metline
13.  Bengkok
14.  Handuk kering
15.  Tabung urine
16.  Lampu spiritus
17.  Reagen untuk pemeriksaan urine
18.  Tempat sampah
1.    Bak instrumen
2.    Spatel lidah
3.    Sarung tangan (handscoen)
4.    Spuit (jarum)
a. Kasa bersih
b. Kapas
c. Alkohol 70%
d.Larutan klorin
1.      Buku KIA
2.      Kartu status
3.      Formulir rujukan
4.      Buku register
5.      Alat tulis kantor
6.      Kartu penapisan dini
7.      Kohort  ibu/bayi
a. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B kompleks)
b. Tablet zat besi
c. Vaksin TT
d.Kapsul Yodium
e. Obat KB

E.     MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL
Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam manajemen asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolong persalinan, tempat bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi.
Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:
1.      Melakukan kunjungan rumah;
2.      Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan;
3.      Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari pemencahannya;
4.      Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1.      Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14
2.      Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai minggu ke -28
3.      Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36
Kunjungan ideal selama kehamilan:
1.      Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
2.      Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3.      Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4.      Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5.      Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
1.      Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
2.      Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur
3.      Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan kehamilannya
4.      Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
5.      Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana melahirkan dirumah

Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.      Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2.      Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong
3. Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas adalah sebagai berikut:
a.       Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin  dan membuatnya merasa nyaman
b.      Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif
c.       Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
d.      Melakukan peeriksaan seperlunya
e.       Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
f.       Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
g.      Memberikan konseling sesuai kebutuhan
h.      Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.
i.        Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya
j.        Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
k.      Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
l.        Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
m.    Mendokumentasikan hasil kunjungan.

DAFTAR PUSTAKA :
Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal – Neonatal. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi.

Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Yeni dkk. . Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan komunitas. Yayasan bina sumber kesehatan
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar